Algorithm and Cycle of Recitation in Batak Tribe's Embalming

Abstract

Suku Batak sangat tertarik dengan ilmu astronomi, hal ini terlihat dari warisan budayanya yaitu sistem penanggalan yang disebut Parhalaan. Kalender ini ditulis di atas bambu, tulang binatang, dan kulit kayu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui algoritma dan siklus penanggalan suku Batak sendiri. Metode yang penulis gunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan kajian pustaka (Library Research), yaitu menggunakan wawancara dan dokumentasi sebagai metode pengumpulan data. Temuan yang penulis peroleh dari penelitian ini adalah penanggalan Parahalaan ini menggunakan sistem Lunisolar yang menggunakan acuan pergerakan Matahari untuk menentukan awal tahun dan Bulan sebagai acuan pergantian bulan dan diketahui bahwa tahun Parhalaan suku Batak hanya mempunyai 354 atau 355 hari pada tahun pendek, dan 384 atau 385 hari pada tahun panjang. Kemudian temuan kedua adalah siklus yang dipakai dalam penanggalan ini disebut dengan siklus Pangulahan, yang mana setiap 8 tahun akan ada 3 bulan tambahan.